Elisa Munawaroh

Belajar dari Sebuah Pengalaman

       Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan primata endemis yang pada habitat aslinya lebih sering djumpai di rawa-rawa, hutan pantai dan hutan bakau di pulau kalimantan. Bekantan lebih sering hidup secara berkelompok dengan jumlah 10-30 ekor dan sebagian waktu mereka dihabiskan di pepohonan namun seringkali terlihat para bekantan juga berenang dan berpindah dari daratan satu ke daratan lainnya.


       Bekantan memiliki rambut berwarna coklat kemerahan, ada yang unik dari primata ini dan menjadikan pembeda dari yang lainnya yaitu di bagian morfologi hidungnya. Bekantan jantan memiliki hidung yang super panjang dan besar seperti terong hehehe [karena hidungnya yang nyeleneh itu, maka bekantan sering disebut dengan julukan monyet belanda], sedangkan pada betina tidak memiliki hidung super jumbo. Fungsi dari hidung yang panjang ini belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan bekantan betina lebih memilih pejantan berhidung paling besar sebagai pasangannya.
       Berat badan bekantan jantan bisa mencapai 25 kg dengan panjang 75 cm, dan betina sekitar 12 kg dengan panjang 60 cm. Sebagian besar dari mereka memiliki perut buncit dikarenakan bekantan senang mengkonsumsi daun-daunan yang menghasilkan gas bila dicerna. Masa kebuntingan Bekantan betina sekitar 166 hari dan hanya melahirkan satu ekor sekali partus. Anak bekantan akan bersama induknya sampai menginjak dewasa (sekitar 4-5 tahun).
       Habitat Bekantan (Nasalis larvatus) masih dapat dijumpai di beberapa lokasi antara lain di Suaka Margasatwa (SM) Pleihari Tanah Laut, SM Pleihari Martapura, Cagar Alam (CA) Pulau Kaget, CA Gunung Kentawan, CA Selat Sebuku dan Teluk Kelumpang. Juga terdapat di pinggiran Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Paminggir, Sungai Tapin, Pulau Bakut dan Pulau Kembang. Namun populasinya kian menyusut dari tahun ketahun.

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info