Ciri Morfologi Bekantan
· Bekantan (Nasalis larvatus) diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Nasalis
Spesies : Nasalis larvatus
·
Seperti primata lainnya, hampir seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh
rambut (bulu), kepala, leher, punggung dan bahunya berwarna coklat
kekuning-kuningan sampai coklat kemerah-merahan, kadang-kadang coklat
tua. Dada, perut dan ekor berwarna putih abu-abu dan putih
kekuning-kuningan (Anonim, 2009).
· Ciri-ciri utama yang
membedakan bekantan dari kera lainnya adalah hidung panjang dan besar
yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada
bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh
seleksi alam. Kera betina lebih memilih jantan dengan hidung besar
sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga
sebagai monyet Belanda (Anonim, 2009)
· Perbedaan antara jantan dan betina
Ø Jantan | : | |||
Ø Betina | : | Rambut pipi bagian belakang berwarna kekuning-kuningan, bentuk hidung lebih kecil |
·
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat
mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Kera betina berukuran 60 cm
dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai
hasil dari kebiasaan mengkonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan
biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan
banyak gas pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang
membuat perut bekantan jadi membuncit.
Tingkah Laku Bekantan
Berdasarkan pengamatan langsung terhadap bekantan disuatu daerah di Kalimantan Timur:
·
Bekantan merupakan binatang siang (diurnal), yang selalu bersembunyi di
dahan-dahan pohon. Mereka sering terlibat dalam kelompok yang amat
besar dekat sungai, mereka diketahui pandai berenang dan sering juga
menyelam. Kerapkali ia melompat dari ketinggian kurang lebih 15 meter
ke dalam sungai. Secara khas mereka malah meloncat dengan loncatan jauh
dari pohon yang lebih tinggi ke pohon yang lebih rendah. Mereka bisa
juga berayun-ayun dari dahan ke dahan dengan tangan pada jarak-jarak
yang pendek (Carter, 1978).
· Hewan ini
memiliki kemampuan untuk membentuk suatu kelompok disebuah pepohonan
yang cukup besar. Aktifitas bekantan biasanya berlangsung pada pagi dan
sore hari. Mereka memakan makanan pucuk-pucuk pohon yang masih muda
untuk kelangsungan hidup mereka, walaupun tidak terbatas akan pucuk
daun, mereka juga memakan buah-buahan yang ada disekitar tempat tinggal
mereka.
· Seperti kebanyakan hewan mammalia lain, bekantan
memiliki kemampuan untuk memberi isyarat (suara) kepada koloni atau
populasi mereka apabila didekati dari hewan lain agar berpindah ke
tempat yang aman dan mencoba memperingatkan kepada hewan lain tersebut.
Hal ini dibuktikan saat peneliti mencoba melakukan pengamatan lebih
dekat akan (bekantan) dengan adanya isyarat suara khusus yang diberikan
kepada koloni bekantan tersebut.
· Aktifitas bekantan
berkumpul di atas sebuah pohon di pinggir sungai sangat tidak terganggu
oleh adanya aktifitas manusia, contoh saja adanya kapal pengangkut batu
bara yang sering bersandar dipinggir sungai tempat mereka beraktifitas
tidak membuat mereka merasa terganggu, hal ini bisa dikatakan sebagai
faktor kebiasaan (membentuk suatu pola perilaku) dari hewan ini yang
didapat sehari-hari akibat dekat dengan aktifitas manusia di aliran
sungai. Penyebaran dari hewan ini mulai terbatas akibat adanya
penebangan hutan atau pembukaan lahan baru.
· Hewan ini akan
melakukan perpindahan ketempat lain, apabila ketersediaan makanan
tempat mereka hidup telah habis. Biasanya mereka berenang ke sisi
sungai yang lain untuk menemukan tempat yang baru. Perpindahan mereka
ketempat lain dengan cara berenang tersebut, terkadang dimanfaatkan
oleh sebagian manusia untuk menangkap mereka. Alasan mereka menangkap
ialah bekantan dapat dijadikan sebagai makanan untuk buaya namun
adapula untuk dipelihara.
· Keterkaitan antara bekantan dengan pohon Rambai (Soneratia casiolaris)
sangat sulit dipisahkan, karena daun dan buah pohon Rambai adalah
merupakan makanan utama bekantan. Selain itu pohon-pohon Rambai menjadi
tempat istirahat/tidur bekantan diwaktu malam dan tempat bermain serta
mengasuh anak.
Daerah Persebaran Bekantan
· Bekantan tersebar luas di hutan-hutan sekitar muara atau pinggiran sungai di Kalimantan.
·
Di Kalimantan Selatan, Bekantan dapat ditemui di daerah hutan rawa,
atau muara dan pinggiran sungai Pulau Kaget dan Pulau Laut.
· Di Kalimantan Barat satwa ini menempati daerah hutan bakau di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung.
· Di Kalimantan Tengah mudah dijumpai di Taman Nasional Tanjung Puting, atau di sekitar Sungai Mahakam.
·
Selain itu, bekantan Juga ditemukan di Taman Nasional Kutai serta hutan
rawa gambut dan hutan bakau di pantai Kalimantan Timur.
· Dari kedua anak jenis bekantan, Nasalis larvatus larvatus mempunyai
daerah sebaran yang relatif lebih luas, hampir seluruh Kalimantan,
kecuali bagian timur laut, Serawak bagian tengah, dan Brunei. Sementara
itu, penyebaran Nasalis larvatus orientalis hanya terbatas di timur laut Kalimantan.
Faktor yang Mempengaruhi Keterancaman Bekantan
- Perburuan terhadap Bekantan
Manusia memburu dan menangkap bekantan untuk dimakan dagingnya, dipelihara anaknya dan diambil kulitnya.
- Penebangan hutan atau Pembukaan lahan baru
Akibat adanya penebangan hutan dan pembukaan lahan baru maka daerah penyebaran hewan ini mulai terbatas. Contohnya :
·
Rencana pembangunan jalan lingkar yang mengitari wilayah Sungai Hitam
sebagai akses untuk perumahan yang juga akan dibangun di dekat wilayah
tersebut
· Daerah muara Sungai Hitam yang berada di Pantai
Tanjung Harapan telah penuh oleh perkampungan nelayan. Selain itu,
dibuatnya daerah tepian sungai menjadi areal pertambakan oleh
masyarakat sekitar mengakibatkan ketersediaan pohon rambai yang
merupakan makanan utama bekantan semakin berkurang.
· Penebangan pohon rambai untuk dijual meskipun tergolong jenis kayu yang lemah.
- Kebakaran Hutan
Kabut
asap akibat kebakaran lahan yang semakin parah di wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan selain dikhawatirkan mengganggu penerbangan,
kesehatan masyarakat, tetapi juga berpengaruh pada kelangsungan hidup
bekantan.
Akibat kebakaran lahan, kabut asap semakin tebal dan dampaknya tidak hanya dirasakan masyarakat tetapi juga dirasakan hewan-hewan di alam bebas terutama terhadap hewan bekantan. Kebakaran lahan yang disusul dengan kabut asap akan sangat mengganggu kelangsungan hewan langka ini.
Akibat kebakaran lahan, kabut asap semakin tebal dan dampaknya tidak hanya dirasakan masyarakat tetapi juga dirasakan hewan-hewan di alam bebas terutama terhadap hewan bekantan. Kebakaran lahan yang disusul dengan kabut asap akan sangat mengganggu kelangsungan hewan langka ini.
Bila terjadi kebakaran lahan di
satu kawasan biasa asapnya akan mengalir ke arah pesisir laut yang
umumnya menjadi habitat bekantan. Bila diserang kabut asap, bekantan
akan lari menjauh dari gangguan yang dirasakannya. Jika di dalam
perjalanannya ke tempat baru tidak ditemukan makanan, maka sangat
mungkin monyet berhidung panjang ini akan mati.
- Peranggasan Pohon Rambai yang Merupakan Makanan Utama Bekantan
Terdapat
dua faktor yang diduga menjadi penyebab peranggasan, yaitu musim
kemarau yang panjang dan pencemaran air dari berbagai industri yang ada
di sepanjang Sungai Barito. Namun, penyebab peranggasan tanaman rambai
disbabkan pula oleh kelebihan populasi (overpopulation) primata dan sekaligus ketidakmampuan rambai untuk memulihkan diri.
Upaya Penyelamatan Bekantan
Memperhatikan
daya dukung habitat yang semakin menurun, maka dapat diambil beberapa
langkah penanggulangan, guna menyelamatkan bekantan dari ancamAan
kekurangan makanan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Yaitu
sebagai berikut :
1. Melakukan Evakuasi
Yaitu bekantan dievakuasi ke habitat yang lebih aman, contohnya:
·
Untuk menyelamatkan bekantan, Departemen Kehutanan mengambil langkah
tegas. Pada akhir tahun 1998 sekitar 150 ekor bekantan dievakuasi ke
Pulau Jawa (Kebun Binatang Surabaya) dan ke pulau-pulau di Sungai
Barito (Pulau Bakut, Pulau Kembang, Pulau Tempurung).
2. Pemulihan Habitat Bekantan
Terhadap
pemulihan habitat dilakukan terhadap kawasan-kawasan terdegradasi atau
terganggu fungsi ekosistemnya, untuk pengembalian peranan fungsi jasa
bio-eko-hidrologis, dilakukan dengan cara :
(a) rehabilitasi, dan atau
- (b) reklamasi habitat
Sedangkan peningkatan kualitas kawasan hijau dilakukan dengan pengembangan tumbuhan rambai.
3. Mengharmonisasikan Perilaku Lingkungan Sosial
Dapat
dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan, pelatihan, dan atau
menunjukkan contoh-contoh aktivitas yang berwawasan pelestarian
lingkungan.
Agar langkah kongkrit di atas dapat dilakukan
serasi dan selaras serta sejalan berdasarkan kaidah-kaidah konservasi,
akuntabilitas kinerja petugas juga perlu dibekali dengan pengetahuan
yang dinilai memadai.
0 komentar:
Posting Komentar